2013/06/11

Rokok Kretek Industri Asal Bumi Kretek Jadi Primadona Indonesia



Primadona Asal Bumi Kretek

Kisah kretek bermula dari kota Kudus. Tak jelas memang asal-usul yang akurat tentang rokok kretek. Awal rokok kretek merupakan berasal dari kota Kudus. Riwayat kretek bermula dari penemuan Haji Djamari pada kurun waktu sekitar akhir abad ke-19. Awalnya, penduduk asli Kudus  merasa sakit pada bagian dada. Mereka selalu mengoleskan minyak cengkeh pada tubuhnya. Setelah itu, sakitnya pun reda. Djamari lantas bereksperimen merajang cengkeh dan mencampurnya dengan tembakau untuk dilinting menjadi rokok.

Kala itu melinting rokok sudah menjadi kebiasaan kaum pria. Djamari melakukan percobaan dengan mencampur cengkeh pada tembakau dan rokoknya. Setelah rutin menghisap rokok ciptaannya Djamari sakitnya menjadi reda. Ia mewartakan penemuan ini kepada kerabat dekatnya. Berita ini pun menyebar dari mulut ke mulut dengan cepat. Permintaan "rokok obat" ini pun mengalir. Djamari melayani banyak permintaan rokok cengkeh. Lantaran ketika dihisap, cengkeh yang terbakar mengeluarkan bunyi "keretek", maka rokok temuan Djamari ini dikenal dengan "rokok kretek". Awalnya rokok kretek ini dibungkus dengan klobot atau daun jagung kering. Rokok kretek pun kian dikenal oleh masyarakat luas. Konon Djamari meninggal pada 1890.
Sepuluh tahun kemudian, penemuan Djamari menjadi dagangan memikat di tangan Nitisemito, perintis industri rokok di Kudus. Bisnis rokok dimulai oleh Nitisemito pada 1906 dan pada 1908 usahanya resmi terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga". Bisa dikatakan langkah Nitisemito itu menjadi tonggak tumbuhnya industri rokok kretek di Indonesia.
Menurut beberapa babad legenda yang beredar di Jawa, rokok sudah dikenal sudah sejak lama. Bahkan sebelun Haji Djamari dan Nitisemito merintisnya. Tercatat dalam Kisah Roro Mendut, yang menggambarkan seorang putri dari Pati yang dijadikan istri oleh Tumenggung Wiroguno, salah seorang panglima perang kepercayaan Sultan Agung menjual rokok "klobot" (rokok kretek dengan bungkus daun jangung kering) yang disukai pembeli terutama kaum laki-laki karena rokok itu direkatkan dengan ludahnya.
Pada zaman sekarang muncul berbagai jenis rokok ada rokok Kretek non-filter dan dengan filter. Kretek yang non-filter masih terbagi dari yang tingwe (kependekan dari bahasa Jawa, ngelinting déwé yang berarti melinting sendiri, untuk diartikan sebagai lintingan tangan) tanpa saus tambahan, cerutu, klobot dan lintingan mesin dengan tambahan saus cengkeh. Sedangkan kretek dengan filter berisi semacam gabus yang berfungsi menyaring nikotin dari pembakaran tembakau dan cengkeh. Dengan bermulanya rokok kretek yang merupakan primadona khas dari brumi kretek kini rokok sudah menjamur di berbagai daerah, bahkan sekarang pabrik-pabrik besar yang memproduksi berbagai jenis rokok telah berdiri dengan kokoh di bangsa Indonesia. Rokok sudah menjadi penghasilan dari kota kretek dan tak lain menjadi primadona nusantara.
Penulis by : Widad Ainun Nikmah

0 komentar:

Post a Comment